26 March, 2009

pantun 3kerat 'Aku'

aku umpama musang
berjaga malam terlena siang
tuisyen tak pergi cikgu pun bengang

aku bagai perwira gagah
perwira di depan mata manusia
depan anjing tetap kena kejar juga

aku tak sama macam kamu
aku lelaki ada itu
kamu perempuan mana tahu

aku memang luar biasa
kentut saja dengan selamba
muka tebal guna baking powder

aku selalunya tak tau malu
sifat terbuka senangkan kamu
terbuka baju susahlah kamu

aku kachak segak bergaya
anak teruna idaman semua
tapi masih tidak berpunya

aku tinggi kurus lampai
berambut tebal lembut di jari
gelap sedikit kulitku ini

ini lah aku, Muhd Syaiful Amree
kalau tak malu, dekat lah sini
aku bagi kau bau, kentut ku ini
padam muka kamu, terkena lagi

hahahaha terima kasih daun keladi

We Are The One

We are the one, turn the world upside down
We need to carry on, our life still moving on
We are the one, will be the sacrife
And pay up all the price, as world starts to collide

so COME ON! COME ON! COME ON!
Let's stand our ground
COME ON! COME ON!
Fight for our right
COME ON! COME ON!
We are the one

We are the one, to make the future bright
And all the things allright, we live a happy life
We are the one, to stop the climate change
We have a planet to save, together we prevail

so COME ON! COME ON! COME ON!
Let's stand our ground
COME ON! COME ON!
Fight for our right
COME ON! COME ON!
We are the one

*song for the Earth Hour

23 March, 2009

20 March, 2009

Si Gadis Jelita

ku lihat kamu
jauh di situ
gadis idamanku
yg ku tunggu2

cantik wajahmu
manis senyummu
suara yg merdu
s'lalu di hati

berdirilah menarilah,
ikut irama dan lagu
berdirilah menarilah
sambut tanganku
menari denganku

Oh Teman

oh teman,
mengapa menangis
masihkah kau rindu
rindukan ibumu

oh teman,
tak usah menangis
tidakkah kau tahu
ku di sini untuk mu

ku melihat,
mendengar dan merasa
semua yg kau rasa
kita kan bersama
selama ku melihat,
mendengar dan merasa
semua yg kau rasa
kita kan bersama
selama lama nya

oh teman,
berhenti menangis
kau buat hatiku
jadi tak menentu

oh teman,
jangan kau menangis
apakah kau lupa
pada janji kita

Hari Yang Berganti

semalam,
kita bercengkerama
di bawah bulan purnama
alangkah indah terasa

semalam,
kala kita berdua
duduk di anjung sana
bercumbu dan bermesra

*hari ini, kau bukan milikku lagi
engkau pergi, tinggalkan aku sendiri
dan kini, kau punya kekasih hati
masih lagi, engkau yg ku nanti2

semalam,
pertama kali berjumpa
setelah sekian lama
kau cantik seperti biasa

semalam,
senyuman menggoda
membuat hati terluka
teringat kisah lama

chorus*

esok pula, tiada siapa yg kan tahu
mungkin juga, kau kan kembali kepadaku
tak mengapa, ku kan setia menunggu
cinta ini, hanyalah milik kamu
tapi hari ini, kau bukan milikku lg
engkau pergi, tinggalkan aku sendiri
dan kini, kau punya kekasih hati
masih lagi, engkau yg ku nanti2

Percayalah Kataku

ku ingin kau tahu
hasrat di hati ku
yg kini t'lah lama
inginkan dirimu
ku tetap merindu
walaupun kau jauh
dengarkan lagu ku
lagu ku untuk mu

*percayalah kataku,
ku kan s'lalu bersama mu
percayalah kataku,
ku kan s'lalu disampingmu
percayalah kataku,
walau apa kan berlaku
percayalah kataku,
ku kan s'lalu disisimu

ku tahu kau tahu
apa yg ku mahu
terimalah aku
kau takkan celaru
dan jangan kau ragu
cintaku padamu
dengarkan laguku
laguku untukmu

chorus*

19 March, 2009

waktu itu pasti tiba

Biarlah mereka,
Bergembira buat sementara seketika
Di kala diri masih belum ditelan usia
Ketika diri masih penuh tenaga muda
Tapi ingatlah padahnya
Di waktu kita sudah tua
Jikalau waktu itu sempat tiba
Sebelum ajal menyapa
Semoga taubat diterima...

kerinduan ini

Aku rindu
Gelak tawa
Usap belai
Senyum manja
Waktu bersama

Aku rindu
Duka lara
Tangis kecewa
Sakit diluka
Tetap bersama

Kalaulah
Mereka kan kembali
Dan tak kan pergi lagi
Pasti berseri
Hidupku ini

Aku rindu
Saat mereka di sisi
Intan permata hati

menangis

aku menangis,
kala semua sedang bergembira
pelangi malam takkan pernah bercahaya
di bawah sinaran lampu meja
biarlah aku saja menanggung derita
walaupun pedih amat terasa
jiwa meronta-ronta
tapi apakan daya
insan lemah manusia biasa
tidak punya pendengar setia

aku menangis,
tanda derita menusuk kalbu
sayang nya aku punya kesempatan dulu
tapi tidak ku ambil sebaik waktu
kini aku yang menunggu
bagaikan tunggul batu
yang tiada hala tuju
bergerak juga tidak mampu
membuat aku senyap termanggu
berdiri tegak sesudah kaku

aku menangis,
seperti anak kecil
mencari ibunya mahukan susu
bezanya aku dgn anak kecil itu
ibunya pasti datang membawa susu
aku pula hanya mampu menunggu
menunggu dan terus menunggu
sehingga aku lenyap dari matamu

aku yang lemah

aku seorang yang
LEMAH
tak punya apa yang kau punya
insan biasa yang sedang cuba sedaya upaya
untuk hidup di muka dunia
aku seorang yang
LEMAH
tak punya kekuatan untuk melawan
tak punya semangat untuk bangun
tak punya sesuatu yang kau mahu
aku seorang yang
LEMAH
sekadar dapat melihat kau dari jauh
kerna itu saja yang aku mampu
selain dari melihat kau melangkah jauh
kerna aku seorang yang
LEMAH

tangisan itu lagi

IN LOVING MEMORIES, 2005

dengarkan tangisan itu,
seorang ibu yg sedih sekali
seorang ayah yg memendam rasa di hati
dengarkan tangisan itu,
seorang kakak yg teguh berdiri
seorang adik yg rebah sendiri

tangisan itu aku rindu
senyuman itu aku rindu
belaian itu aku rindu
gelak tawa itu aku rindu

semuanya seperti biasa bg mereka
tanggal 11 Februari Dua Ribu Lima,
semuanya berubah sekelip mata
meratap pergi puteri2 tercinta,
pasrah dn redha ketentuan yg Maha Esa

12 tahun aku dapat merasa
keluarga yg indah tak terkata
sungguh gembira, senyuman terukir di muka
kerut muka juga ada, takkan pernah aku lupa
namun semuanya tinggal kenangan lama
kau pergi tinggalkan kami kecewa
hati yang hancur tidak punya ubat luka

kerinduan ini aku saja yg merasa
tidak mahu aku berkongsi dgn sesiapa
biarkan saja aku duduk di situ
seorang diri bagai si gila
melihat dunia yg tidak lagi sama
seperti dunia yg pernah satu masa
tak kan aku lupa walau seketika

sedar tak sedar,
empat tahun kau sudah tiada
aku masih sendiri di rumah besar tidak punya isi
perit sekali rasa di hati buat aku hampir mati
tinggalkan aku di sini sendiri,
suatu masa nanti, aku pasti
aku pasti aku akan bangun kembali.......
al-fatihah
nukilan hati

si burung

sepi, sendiri
malam yang sunyi pengubat hati
melihat bintang di langit tinggi
cahaya lampu menerangi

burung terbang takkan kelihatan
hari malam gelap kelam pekat hitam
si burung hilang panduan, pertimbangan
terbang sendiri tanpa teman

si burung tidak lagi berdaya
terbang berlegar di pokok sena
harap berjumpa teman lama

waktu itu gelap gelita
si burung tadi amat derita
mengenang kembali kisah suka cerita duka
saat mereka semua bersama
ketawa gembira menangis derita

rahsia

Di sebalik setiap senyuman
Pasti ada keperitan
Di sebalik setiap kegembiraan
Pasti ada kesakitan
Di sebalik setiap gelak tawa
Pasti ada waktu derita
Rahsia...
Pasti setiap satu pun ada
Walau siapa pun kita
Tak kan ada yang tak empunya
Rahsia...

bermula tahun baru

masih belum bermula,
seperti yang ku jangka
masih byk lg masa
utk kita bersuka ria
gembira gelak ketawa

2008 meninggalkan kita...

tiada lagi masa
dia ada di hujung sana
menunggu datang tiba
kita duduk menjawabnya
penentu hidup bahgia

2009 sudah bermula...